Puff !
Kepulan asap itu memenuhi ruangan sempit ini,
aku terbatuk-batuk menahan rasa sesak di dada,
penangan asap tebal berwarna putih mulus itu.
Setelah pandanganku kembali jelas,
baru tersedar bahawa asap itu disertai percikan cahaya berwarna warni
yang munculnya berselang seli.
Ia kian pudar dari detik ke detik.
Pufff!!
Sekali lagi kepulan asap menyelubungi bilik sempit itu.
Dan aku?
Aku masih setia menanti.
Menanti si dia dengan rasa sesak di dada.
Menghembus tiap nafasku menyeru dia kembali,
untuk mendiami kembali tempatnya di sisi.
Puff!!!
Di balik kepulan asap tebal yang kini semakin menipis,
harapan aku makin meninggi,
agar si dia muncul di balik asap itu,
sambil diiringi leretan senyum sinisnya yang bangga
dengan kemenangan jitu tiap kali kami bertarung rasa.
Kini aku sudah reda,
jika dia menangi perlawanan ini,
bagiku jika dia di depan mata,
aku sudah merasa cukup,
agar batinku tidak lagi terseksa dengan rasa rindu
yang menyelubungiku.
No comments:
Post a Comment